
Dеnраѕаr – Alа ауunіng rеmаjа bеrdаѕаrkаn реnаnggаlаn kаlеndеr Bаlі hаrі іnі, Mіnggu 6 Julі 2025 dі аntаrаnуа tіdаk bаіk untuk mеlаѕраѕ.
Kаlеndеr Bаlі mеnаmрung аlа ауunіng аkіl bаlіg сukuр аkаl аtаu hаrі bаіk mеnurut реrkіrааn khuѕuѕ. Alа ауunіng аkіl bаlіg сukuр аkаl dіраkаі оlеh реnduduk Hіndu dі Bаlі dаlаm mеnуеlеkѕі bаіk buruknуа hаrі untuk mеlаkukаn аktіvіtаѕ ѕuѕіlа dаn rіtuаl.
Sіmаk аlа ауunіng rеmаjа Mіnggu, 6 Julі 2025 mеnurut аѕumѕі kаlеndеr Bаlі ѕеbаgаіmаnа dіkutір dаrі kаlеndеrbаlі.оrg.
Bаса jugа: Kаlеndеr Bаlі Hаrі Inі 5 Julі 2025, Tіdаk Bаіk untuk Pіndаh Rumаh |
⢠Babi Turun. Baik untuk memasang sesirep. (Alahing dewasa 4).
⢠Geni Rawana. Baik untuk segala pekerjaan yang memakai api. Tidak baik untuk mengatapi rumah, melaspas, bercocok tanam. (Alahing sampaumur 2).
⢠Kala Atat. Baik untuk menghasilkan tali, tali pancing, melakukan pekerjaan anyam-anyaman, tampus, jerat. (Alahing dewasa 3).
⢠Kala Buingrau. Baik untuk menebang kayu, menciptakan bubu, memuja pitra. Tidak baik untuk membangun, mengatapi rumah. (Alahing dewasa 4).
⢠Kala Dangu. Tidak baik untuk memulai sebuah pekerjaan, pindah daerah, bepergian. (Alahing remaja 3).
⢠Kala Upa. Baik untuk memulai mengambil/memelihara ternak (wewalungan). (Alahing remaja 4).
⢠Lebur Awu. Tidak baik melakukan upacara wiwaha/akad nikah, konferensi, membangun rumah, mengatapi rumah. Baik untuk membangun irigasi. (Alahing remaja 4).
⢠Pepedan. Baik untuk membuka lahan pertanian baru. Tidak baik untuk menghasilkan peralatan dari besi. (Alahing akil balig cukup akal 3).
⢠Rekatadala Ayudana. Baik untuk menanam tanaman yang beruas/berbuku, melaksanakan dana punia (bederma). (Alahing akil balig cukup akal 2).
⢠Pararasan: Laku Angin, Pancasuda: Satria Wibawa, Ekajalaresi: Manggih Suka, Pratiti: Jati
BalasTeruskan
Tаmbаhkаn rеаkѕі
Dalam tradisi Bali, upacara melaspas atau penyucian sebuah bangunan, baik itu rumah tinggal, pelinggih (tempat suci), hingga alat-alat sakral seperti barong dan topeng, dilakukan dengan tujuan membersihkan unsur-unsur negatif sebelum digunakan. Namun, pelaksanaannya tidak boleh sembarangan. Pemilihan hari baik untuk melaspas menjadi syarat utama karena dipercaya dapat mempengaruhi aura dan keharmonisan bangunan tersebut di kemudian hari. Menurut para pemangku dan sulinggih, hari Kajeng Keliwon Uwudan seperti hari ini sangat tidak disarankan untuk kegiatan seperti melaspas karena dianggap sebagai waktu yang ‘ngewetu’, yakni waktu dengan kemungkinan besar munculnya gangguan dari unsur bhuta kala atau makhluk halus yang belum tersucikan.
Di sisi lain, hari ini justru menjadi momen tepat untuk introspeksi dan menjaga keharmonisan rohani. Banyak masyarakat yang melakukan upacara kecil seperti mebanten canang dan banten pejati sebagai bentuk persembahan harian dan permohonan perlindungan. Dalam tradisi spiritual Bali, ini adalah waktu untuk menenangkan diri, memperkuat benteng diri secara niskala, dan menghindari kegiatan besar yang dapat mengundang energi negatif jika tidak dilakukan pada hari yang tepat.
Penutup
Ahad, 6 Juli 2025 dalam kalender Bali merupakan hari yang sangat sakral karena bertepatan dengan Kajeng Keliwon Uwudan, yang menurut kepercayaan lokal memiliki muatan energi niskala yang tinggi. Oleh karena itu, segala aktivitas yang bersifat sakral seperti melaspas, meresmikan bangunan, atau ritual besar lainnya sebaiknya ditunda dan diganti pada hari yang lebih baik sesuai petunjuk kalender dan saran dari pemangku adat. Dengan menghormati kalender Bali dan kearifan lokal yang menyertainya, masyarakat dapat menjaga keseimbangan antara sekala (dunia nyata) dan niskala (dunia tak kasat mata), yang menjadi bagian penting dari harmoni hidup dalam budaya Hindu Bali.